Maret lalu, sebuah surat ditujukan kepada saya melalui adik kandung tercinta saya (Karena satu-satunya, hehe). Saya tidak menduga bahwa untaian kata yang diberikan beliau sangat mendalam. Beberapa buah permintaan yang tidak ada perasaan menggebu selain ingin benar-benar menghidupkan keluarga sesuai Al-Quran dan As-Sunnah.
Betapa beruntungnya saya sehingga bisa dipertemukan oleh Allaah dengan beliau. Seorang istri yang sangat shalihah, serta tiada menuntut apapun.
"Akhi, mau shalat atau cium kening?"
Sebuah pertanyaan yang terlontarkan, sehingga membuat saya sangat gugup pada saat itu juga. Akhirnya saya memilih salah satu diantara kedua pilihan tersebut yang sesuai dengan kondisi dan juga pernah dilakukan Rasulullaah Saw.
Malam pertama kami cukup seru, kami bercerita panjang tentang kehidupan kami, organisasi, kuliah, bahkan sampai keluarga.
Saya yang merupakan pecinta Sirah Nabawiyah, bertukar pikiran dengan beliau tentang Sirah karena beliau juga menjadi salah satu guru Sirah di pondok. Ketiga 3 permintaan mahar yang diminta beliau, saya sangat faham betapa mendalamnya ilmu beliau sehingga permintaan mahar tidak terlalu mahal tapi mendalam.
Baiklah, tanpa berpanjang lebar, berikut surat mahar beserta alasan yang beliau lontarkan. Semoga menginspirasi bagi yang hendak menentukan mahar ^_^
Untuk akhi Izzur
Rozabi
Di bumi Alloh,
Assalamualaikum
warohmatullahi wabarokatuh,
“bismillah,,,
Akhi yang
saya hormati, sebelumnya saya mohon maaf atas tulisan ini, tak banyak yang
ingin saya katakan lewat tulisan ini, saya ingin sampaikan jika Alloh kelak
takdirkan kita menikah ada tiga hal yang saya minta,
1. Saya minta
agar akhi bersedia membacakan surat Ar Rohman dari ayat satu sampai selesai ketika
akad sebagai mahar.
Ada banyak
doa dan kepasrahan akan kelemahan manusia kepada Tuhannya dalam surat itu, saya
hanya ingin penikahan ini diawali dengan Alloh sebagai tujuan cinta atas segala
tapak kaki yang akan kita bina ke depannya, agar selalu ada keselarasan antara
kata dan perbuatan, agar ada kerjasama di antara keduanya berangkat dari
kesadaran diri bahwa tak mungkin saya berangkat sendiri untk mencapai khusnul
khotimah di akhir episode hidup rumah tangga kita, saya butuh barisan yang
rapi, yang diantara kita menjadi cermin antara yang satu dengan yang lain, agar
Alloh berikan nikmat yang tak kan pernah kita dustakan, hingga kita menjadi
bersyukur bagaimana pun keadaannya, agar ada perniagaan yang indah antara kita
dengan Alloh
2. Saya juga
ingin antum memberi dan mengajarkan riyadhus sholihin jilid satu dan dua, dari
karya imam nawawi ini saya berharap ada telapak salafus sholih yang kita
jadikan ittiba’ dalam membina keluarga kita kelak menjadi taman-taman surga
sebelum surga yang sesungguhnya.
3. Dan lima
dirham sebagai permintaan mahar terakhir, saya ingin seperti khodijah yang
Rasulullah berikan lima ratus dirham untuk beliau sebagai mahar, saya ambil
nilai yang paling kecil dari ketiga angka tersebut yaitu lima dirham , jika
dirupiahkan menjadi tiga ratus lima puluh ribu rupiah
Itu yang saya inginkan akhi semoga Alloh menyertai
ikhtiar kita,,
Faidza azzamta fatawakkal
alalloh
Ana tuliskan surat ini selepas sholat sunnah isya,
semoga menjadi keberkahan tersendiri bagi kita kelak
Ukhti dewi,
PPDU Putri, Malang
Maret, 2015