Sabtu, 11 April 2015

Bedah Buku Cahaya Allah di Negeri Sakura (Materi Diskusi WhatsApp Jenesys Indonesia-Japan)


Berbincang tentang buku Cahaya Allah di Negeri Sakura, maka saya mencoba memikirkan kembali perjalanan saya ke Jepang pertama kali.
Sangat direncakanan oleh Allah melalui takdir-Nya. Allah memberikan kesempatan kepada berkumpul bersama 4 orang yang sangat hebat sehingga kami bisa menghadiri pemberian penghargaan karena mendapatkan juara 1 Bisnis Plan Competition di Jepang. Mereka adalah sahabat terbaik, yakni Afiqie, Billy, Durrotul, dan Adwin.

Selama perjalanan ke Jepang, saya berdecak kagum atas karakteristik masyarakat jepang karena mereka sangat terib, disiplin, menghargai orang lain, jujur.

Seharusnya, masyarakat muslim lah yang pertama kali menerapkan prinsip-prinsip kejujuran, ketertiban, kedisiplinan dan lain sebagainya. Bahkan dalam hal kedisiplinan masyarakat muslim sudah seharusnya terbiasa mendatangi masjid atau surau ketika sudah memasuki waktu shalat. Dalam hal ketertiban, seharusnya masyarkaat muslim sudah terbiasa karena dalam shalat diperintahkan untuk merapikan barisan shalat.

Namun pada kenyataannya, sangat minim masyarakat muslim yang menerapkan hal-hal tersebut. Kita masih melihat ada saja orang-orang yang melalaikan shalatnya, menunda-nunda shalatnya. Bagaimana dia bisa dikatakan disiplin, bertemu penciptanya saja tidak mau datang tepat waktu.

Selain itu, buku ini berisi kawasan-kawasan wisata di jepang, bagaimana suasana ketika 4 musim di jepang terjadi, bagaimana seharusnya masyarakat jepang mencari jatidirinya. Dan banyak hal lainnya.

Darisinilah saya terinspirasi untuk menuliskannya dalam bentuk tulisan.

Segala hal yang saya temui, saya catat di android. Sehingga memudahkan saya untuk menuliskan ulang apa yang saya alami.

Demikian sedikit bedah buku yang bisa saya ringkas, semoga bermanfaat.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar