Agama apakah yang menjadi agam mayoritas
masyarakat Jepang? Selain itu, adakan Masyarakat Jepang yang beragama Islam?
Tentu pertanyaan tersebut bisa jadi keluar dari masyarakat yang masih awam tentang Jepang. Maih banyak masyarakat mengira bahwa ketika di negeri yang dianggap sebagai negeri orang-orang asing, tentu akan disangka tidak ada agama Islam di dalamnya. Namun Islam sudah sangat dikenal luas di seluruh belahan bumi, meskipun dengan pemahaman masyarakat yang terbatas akan Islam. Lalu bagaimana dengan Jepang?
Tentu pertanyaan tersebut bisa jadi keluar dari masyarakat yang masih awam tentang Jepang. Maih banyak masyarakat mengira bahwa ketika di negeri yang dianggap sebagai negeri orang-orang asing, tentu akan disangka tidak ada agama Islam di dalamnya. Namun Islam sudah sangat dikenal luas di seluruh belahan bumi, meskipun dengan pemahaman masyarakat yang terbatas akan Islam. Lalu bagaimana dengan Jepang?
Jawaban atas pertanyaan pertama adalah mayoritas
penduduk Jepang beragama Shinto atau budha, bukan konghuchu atau hindu. Agama
Shinto sangat percaya akan tahayul-tahayul yang beredar di masyarakat sehingga
sangat wajar ketika Masyarakat Jepang memiliki banyak sekali kepercayaan
mistis.
Masyarakat Jepang juga memandang bahwa ajaran
agama hanya sebatas budaya dan tradisi. Oleh karenanya Masyarakat Jepang lebih
memilih untuk tetap memegang teguh ajaran agama Shinto, dan menganggap ajaran
agama lain seperti Islam adalah agama berasal dari budaya arab, Kristen berasal
dari budaya Eropa, dan sebagainya. Disisi lain, anggapan tersebut berdampak
pada banyaknya budaya dan tradisi yang dimiliki Masyarakat Jepang dalam hal-hal
yang berbau mistis karena mereka menggabungkan antara budaya dan tradisi dengan
agama menjadi satu.
Dampak lain yang ditimbulkan dari anggapan
tersebut adalah munculnya anggapan toleransi beragama. Toleransi beragama yang
ditimbulkan oleh anggapan tersebut sangat mengacaukan aturan dalam aturan agama
tersebut. Namun pemikiran inilah yang ternyata juga dijadikan sebagai pemikiran
beberapa Masyarakat Muslim di Indonesia. Sehingga beberapa aturan atau syariat
Islam yang seharusnya diterapkan secara kaffah
(sempurna), hanya dianggap sebagai aturan tradisi dan budaya masyarakat arab.
Salah satu contoh yang berkembang di Jepang
adalah adanya perayaan natal yang dimeriahkan secara langsung oleh Masyarakat
Jepang. Meski mereka tidak mendatangi atau menghadiri perayaannya di gereja.
Kegiatan ini juga yang berkembang di Masyarakat Muslim di Indonesia. Beberapa
dari mereka menghadiri undangan perayaan natal atau ikut menunggu datangnya
santa clause.
Memang Masyarakat Jepang menerima dengan baik
perayaan ajaran Kristen bahkan memeriahkan beberapa acaranya. Akan tetapi
mereka tetap memeluk ajaran Shinto, tidak masuk ke dalam Kristen.
Anggapan bahwa agama hanya sebagai budaya atau
tradisi mengakibatkan agama hanya sebagai ritualitas atau perayaan, bukan
sebagai pedoman hidup. Bahkan setelah terjadi Perang Dunia kedua, muncul trend
di Masyarakat Jepang yang melangsungkan pernikahan di gereja dengan tata cara
Kristen. Namun ketika mereka meninggal, jasad mereka akan diupacaraka sesuai
tradisi atau budaya ajaran Shinto atau budha. Inilah sebuah makna toleransi
yang dianggap Masyarakat Jepang karena menganggap agama hanya sebagai budaya
atau tradisi.
Sementara itu, untuk jawaban atas pertanyaan
kedua, yakni keberadaan Masyarakat Jepang yang memeluk Islam di Jepang, tentu
kita dapat melihatnya dengan menelisik sejarah. Betapa sejarah akan mengajarkan
banyak hal kepada kita. Pada pembahasan bab kedua kita akan membahas lebih
banyak tentang sejarah masuknya Islam di Jepang. Jawaban untuk pertanyaan
kedua, tentu saja ada beberapa Masyarakat Jepang yang dibukakan pintu hatinya
oleh Allah Swt untuk menerima hidayah Islam. Namun Islam masih sangat minoritas
di Jepang.
Mengapa Islam tidak sepopuler agama Kristen? Apakah
orang-orang Jepang juga akan merayakan apa yang dirayakan oleh orang Islam? Islam
merupakan agama yang baru masuk ke Jepang. Yakni akhir abad kesembilan belas.
Jadi wajar Islam tidak begitu dikenal di Jepang. Sementara itu, Islam tidak
memiliki kepopuleran seperti Kristen karena Islam tidak memiliki
perayaan-perayaan seperti pesta, perayaan, ritual, ataupun hal-hal lainnya yang
berbau syirik, boros, dan sejenisnya. Kalaupun Islam memiliki kegiatan besar
seperti idhul fitri ataupun idhul adha, tidak dirayakan secara besar-besaran
sehingga melalaikan hal-hal yang wajib atau melakukan hal-hal yang dilanggar.
Agama Islam adalah agama yang memiliki fondasi
kuat. Tidak ada yang bisa mengikuti peribadahan orang Islam seperti peribadahan
yang dilakukan terhadap ajaran Kristen. Jika ingin mengikuti kegiatan yang
berbau keagamaan dalam Islam, orang tersebut harus memeluk Islam terlebih
dahulu, yakni dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Contoh dalam Islam
terdapat shalat, yang merupakan peribadahan wajib dalam Islam. Bagi orang yang tidak
memeluk Islam, tidak bisa melakukan shalat. Meskipun orang-orang non-muslim
tersebut melakukan gerakan yang sama dengan shalat, akan tetapi amalannya
tertolak dan tidak berpahala sedikitpun.
Disisi lain, Islam memiliki kalender khusus dalam
menentukan kegiatan besar. Contohnya dalam menentukan Idhul Fitri, tidak pernah
ditentukan setiap bulan januari, februari, ataupun maret, akan tetapi
ditentukan melalui kalender hijriah, yakni pada tanggal 1 syawal. Tentu setiap
tahunnya tidak akan sama dengan kalender biasa. Hal yang tidak wajar bagi Masyarakat
Jepang yang tidak memeluk Islam sehingga kegiatan ini tidak dapat diikuti orang
Jepang. Bahkan, ketika kegiatan besar Islam tiba, masyarakat Jepang merasa
tidak terjadi apa-apa karena bisa jadi kegiatan tersebut tiba pada saat hari
aktif kerja atau kuliah.
Betapa Islam belum begitu dikenal meluas
masyarakat Jepang sehingga masih banyak yang bertanya apa itu Islam, apa itu
masjid, mengapa orang-orang Islam melakukan gerakan-gerakan shalat, mengapa
perempuan dalam Islam menutup kepalanya dengan jilbab bahkan mengapa
orang-orang Islam berkumpul dalam suatu ruangan lalu melakukan gerakan-gerakan
yang asing bagi mereka secara bersama-sama.
Pembahasan lebih rinci mengenai sejarah, shalat,
jilbab dan sebagainya akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.
*Insya Allah catatan ini akan menjadi bahan buku 'Cahaya Allah di Negeri Sakura' edisi kedua. Mohon doanya agar diberkahi, dimudahkan, dan dilancarkan Allah. Mohon bantuan kepada rekan semua untuk membantu dalam koreksi kata, kalimat, atau pernyataan yang kurang karena ilmu penulis sangatlah dangkal. jazakallaahu khairan katsir :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar