Minggu, 10 Agustus 2014

Berpacu Bersamanya.


Sebuah kata, tidak akan mampu menahannya. Hanya tindakan nyata yang mampu membuatnya tetap bersama kita. Kita tidak pernah bisa menahannya untuk pergi dan melaju. Kepergiannya lebih cepat daripada angin yang berhembus, suara yang bergemuruh, dan dingin yang menusuk. Jika tak mampu merasakan kehadirannya, hanya akan membuat kita hidup tersia-sia.

Maka, marilah kita sambut dia dengan segala persiapan yang kita punya. Karena begitu dia pergi, dia tak akan kembali, sedetikpun.

Dalam surat cinta, dia menjadi sebuah untaian ayat-ayat cinta yang semakin menggelorakan jiwa. Ya, tepat di surat ke 103, dia terfirmankan. Menjadi pelajaran bagi kita semua bahwasanya kita, patut menjadi orang yang menghargainya.

Sang Waktu. Begitu kencangnya engkau berlari, tak sanggup mengejarmu kala kau sudah pergi meninggalkan kami.

Ketika kami terlalaikan dengan kesibukan dunia yang fana, engkau terus menawarkan kesejukan surga bagi orang-orang yang tiada tergoda.

Sedetik waktu, sangat berharga bagi pelari yang sedang berlomba untuk merebut gelar Juara. Maka, berapa detik waktu yang kita sia-siakan untuk menjadi sang juara?

Juara akhirat yang tiada tandingannya dengan tujuan mendapatkan rahmat-Nya. Waktu sedetik, semenit, bahkan sejam untuk mengingatnya, menjadi waktu berharga. Maka, marilah kita berlari bersama sang waktu, mengejar kepacuan sang waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar