Terkadang, sebuah doa tidak harus terucapkan, terpintas dalam fikiran saja, sudah bisa Allah kabulkan, tapi terbasahkan lidah dengan doa-doa, itu lebih baik.
Tapi tadi malam (10 Agustus 2014), terasa sangat berbeda, ketika salah satu Syekh dari timur tengah sedang menjadi imam di masjid tercinta saya, Masjid Abu Dzar Al-Ghifari, saya merasa ada getaran yang sangat mendalam. 'Seandainya saya bisa memuraja'ah hafalan bersama beliau'.
Dan, Qadarullah. Selepas shalat maghrib, santri pesma yang sudah di malang, dipanggil syekh tersebut untuk memurajaah hafalan, dan kebetulan yang masih di malang hanya sedikit. Cukup lega rasanya bisa cukup berlama untuk muraja'ah bersama beliau.
Kebetulan saya mendapatkan jatah maju kedua, surat apa yang hendak kamu muraja'ah. Lalu saya menjawab surat Al-Kahfi. Beberapa halaman terlalui, dan Alhamdulillah, selesai pula muraja'ah pada malam hari ini.
"Barakallah... MUMTAZ"
Itulah yang terucap dari syekh tersebut, yang membuat hati saya kembali bersemangat untuk menghafal surat-surat lainnya. Surat Yusuf. The Next target. Bismillah.
ninggalin jejak ^_^v
BalasHapus