Mengenai hati. Salah satu bagian tubuh yang paling sensitive. Sakit yang dirasakan oleh tangan akan dapat hilang begitu saja. Sakit yang dirasakan kaki, juga tidak akan bertahan lama. Namun. Sakit yang dirasakan oleh hati? Akan bertahan sangat lama, apalagi kalau hati itu sudah luka, lalu ditambah dengan luka yang kita berikan akan membuat sakit hati semakin parah.
Di dalam pengkaderan –karena di bagian kaderisasi, jadi bahasan saya tidak jauh-jauh dari ini, hehe- dibutuhkan pendekatan lewat Qalbu. Karena pendekatan ini termasuk pendekatan paling ampuh untuk mengikat seseorang. Pernah ada sebuah cerita tentang seorang yang ingin memerangi dakwah, namun ketika awal masih menjadi maba, dia sangat dekat dengan teman-teman aktivis dakwah kampus, dia orangnya sangat care, terkadang dia meluangkan waktunya untuk sms ke adik-adik tingkatnya, menanyakan keberadaannya.
”Adik sekarang dimana?”
”Di kosan kak”
Tidak lama kemudian dia sudah sampai kosan atau kontrakan adik tingkatnya untuk mengunjunginya. Terkadang kalau teman atau adik tingkatnya sakit, dia rela menunggu hingga sembuh, memberikan perhatian lebih bahkan memberikan sebuah pijatan yang terkadang membuat sang adik atau temannya merasa dihargai, atau bahkan terasa di rumah sendiri karena ada yang sangat perhatian kepadanya. Namun seiring berjalannya waktu, kader yang sangat perhatian ini –mungkin- kurang mendapatkan perhatian dari teman-teman kader yang lain, sehingga dia merasa terasingkan, lalu membuat pergerakan tersendiri. Yah tepatnya pergerakan untuk melawan dakwah. Lalu darimana anggotanya? Ternyata dulu dia tidak hanya care dengan aktivis dakwah, dia dekat dengan semua. Sehingga ketika dia meminta bantuan kepada teman-temannya yang lain, teman-temannya menanggapi dengan tangan terbuka dan siap. Bahkan terkadang aktivis-aktivis dakwah merasa berat untuk melawannya. Karena dia dulunya sangat perhatian dengan mereka.
Sudah berapa adik yang kita kunjungi sampai saat ini? Mana perhatiannya? Inikah yang namanya ukhuwah? Atau ukhuwah itu hanya terbentuk dengan teman seangkatan saja, bahkan merasa jadi senior jadi tidak membutuhkan adik-adik untuk dikunjungi?
Sekarang kita perhatikan lagi aktivis dakwah yang beredar di sekitar kita, jumlah mereka semakin banyak, tapi terkadang seperti hidup sendiri-sendiri. Semua sibuk dengan laptop barunya, sibuk dengan modem barunya, sibuk dengan permainan baru di HP atau laptopnya, sibuk dengan game yang tidak bermanfaat sama sekali, atau bahkan yang paling parah sibuk dengan facebooknya.
Namun kembali lagi, aku sudah tidak tertarik pada orangnya, namun tertarik kepada sistemnya. Orangnya sebentar lagi sudah berganti kok. Tinggal menunggu waktu. Siap atau tidak. Atau bahkan tidak menerima breakdown dari yang atas sehingga semakin buruk. Atau bahkan karena melihat yang atas seperti itu, jadi yang bawah ikut-ikutan.
Berdakwah dengan hati akan lebih mengena dibandingkan dengan lisan saja. Berdakwah dengan hati memang lebih mengena, akan tetap berdakwah melalui hati tidak dapat berjalan dengan baik kalau tidak dibantu organ-organ tubuh yang lain. Seperti lisan untuk berbicara, kaki untuk berjalan menuju obek dakwah, dan tangan untuk melakukan hal yang lainnya.
”Tidak ada gading yang tidak retak”
Namun kita sebagai manusia yang berfikir, diusahakan untuk memperbaikinya. Kalau mengingatkan lewat lisan takut dikira sok, yasudah lewat tulisan, semoga bermanfaat. Kalau ada yang salah mohon ana diingatkan. Kalau ada yang bilang terlalu frontal. Monggo diingatkan sebelum terlampau jauh membahasnya.
Wallahu ’Alam
Izzur Rozabi
Malang, 26 Januari 2012
06 :08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar