Menyentuh seseorang dengan hati lebih mengena daripada menyentuh nya dengan keras, walaupun pasti kena, tetapi pantulannya akan semakin keras pula. Seperti itulah dalam proses pengkaderan. Tekadang kader-ader baru tidak mau disalahkan, oleh karena itu lebih baik disentuh dengan hati. Karena akan membekas dalam waktu yang sangat lama.
Seorang laki-laki paruh baya yang sudah tidak muda lagi ini mendapatkan amanah besar. Mungkin dulu namanya tidak banyak dikenal, namun ternyata seiring berjalannya waktu, beliau sering muncul di TV. Walikota dimana tempat mobil nasional –mobil esemka- lahir ini merupakan sosok perubahan yang patut menjadi contoh untuk walikota lainnya. Beliau adalah Joko Widodo, atau biasa dipanggil Pak Joko Wi.
Sosoknya yang sangat bijak membuat orang lain mampu menerima pemikiran-pemikirannya perlahan mampu diterima masyarakatnya. Seperti ketika membersihkan PKL dari jalan raya yang mengganggu pemandangan Kota Solo. Mungkin di kota-kota lain kebanyakan terjadi bentrokan dulu, baru dipindah. Hal tersebut tidak dilakukan Pak Joko Wi. Beliau lebih memilih mengajak para pedagang makan bersama dirumahnya sembari berdiskusi. Dan hampir tempat di Kota Solo diajak makan sembari diskusi bersama. Tidak mudah memang, namun beliau mengagendakan pertemuan rutin dengan pedagang itu tiap pekannya. Seperti halaqah saja. Hehe. bahkan paling lama, beliau mengajak diskusi selama 7 bulan. Sangat lama dan tidak semua walikota mau melakukannya.
Sosok yang sekarang paling disegani di Kota Solo ini merupakan sosok yang bisa dibilang fenomenal di tahun 2011. Beliau sempat memecat beberapa camat hanya karena tidak mau mematuhi peraturannya.
”Pembuatan KTP maksimal 2 hari. Pembayaran maksimal 5 ribu”
Ternyata masih banyak camat yang melawan, kalau tidak salah ada 5 yang menolak peraturan itu, namun keesokan harinya 5 orang tersebut sudah tidak tercatat lagi sebagai camat. Subhanallah.
Kembali lagi ke dalam dakwah, kita seharusnya mencontoh Joko Wi. Menjadi orang yang Friendly. Menjadi tempat curhat, entah itu kawan atau bahkan lawan. Menjadi tempat yang bisa dipercaya, sehingga membuat orang disekitar kita merasa terayomi.ketika semua sudah merasa terayomi, maka dakwah akan menjadi sejuk dan nyaman untuk dirasakan semuanya.
Terkadang sosok seorang pemimpin sangat jauh dengan masyarakatnya, namun ketika melihat Pak Joko Wi yang masih menyempatkan waktu untuk berdiskusi dengan masyarakatnya yang mau dia gusur dan menempati tempat yang lebih layak, mengingatkan kita betapa pentingnya pendekatan melalui hati. Semua orang bisa mengatakan, akan tetapi tidak semuanya mampu melakukan.
Ketika banyak orang ingin bertemu, maka permudahlah. Teringat akan sosok seorang Umar Bin Abdul Aziz yang ketika akan menunaikan tidurnya, tiba-tiba ada pejabatnya yang ingin memberikan laporan, seketika sang khalifah mempersilahkan pejabatnya masuk. Lalu mendengarkan dengan baik semua laporan yang diberikan oleh pejabatnya. Seperti itulah ketika menjabat sebagai Ketua Umum, permudahlah staff untuk berinteraksi dengan kita, jangan dipersulit. Setidaknya hal tersebut kita lakukan pula kepada adik-adik atau mentee kita, sediakanlah waktu kita untuk mengunjungi mereka atau bahkan mengirimkan tausyah kepaad mereka.
Terkadang kader dakwah merasa mereka bukan lah tanggung jawab kita, mereka adalah tanggung jawab Murabbi masing-masing. Itu salah. Mereka adalah bagian dari saudara kita. Murabbi hanya berusaha mengikat, sementara kita berusaha menguatkan ikatan itu.
Wallahu ’Alam
Izzur Rozabi Mumtaz
Malang, 27 Januari 2012
17:29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar