Kembali lagi membahas pemuda. Semua memang lahir dari pemuda. Semua yang sudah tua pasti pernah merasakan masa mudanya. Begitu juga Soekarno. Mungkin setelah kemerdekaan dia masih merasakan hamasah pemuda-pemuda dikarenakan dia diculik pemuda yang sangat hamasah sekali untuk segera memerdekakan indonesia. Atau mungkin dikarenakan dia sendiri pernah muda sehingga dia sangat ingin kembali ke masa mudanya sehingga semangat dan oemikirannya masih kritis. Dia sangat bangga dengan pemuda kala itu, tidak heran jika dia berkehendak mengguncang dunia hanya dengan 10 orang pemuda. Namun semua itu seakan berlalu begitu saja, apakah ada langkah dari Soekarno selanjutnya? Wallahu ’Alam. Tapi lama kelamaan rezim soekarno bertindak otoriter, bahkan menyatakan dirinya sebagai presiden seumur hidup. Sontak saja pemuda-pemuda kala itu langsung bangkit, yah bangkit untuk membenarkan Rezim yang sedang berkuasa lebih dari 10 tahun tersebut.
Sangat mengharukan jika saat ini kita menemukan sebuah kajian yang dihadiri oleh orang-orang yang sudah tua saja, sementara yang masih muda berfikiran bahwa hidup mereka masih jauh, sehingga mereka masih melakukan pencarian jati diri. Mencari-cari mau bergabung dengan yang mana. Dengan kebaikan atau keburukan. Sebenarnya ketika mereka sedang mencoba-coba untuk bergabung dengan kebaikan, berarti dia sudah menentukan untuk lebih condong ke kebaikan, begitu juga sebaliknya. Namun Allah Maha membolak-balikkan Qalbu ini, semoga kita tidak lupa untuk selalu membaca doa yang sering diucapkan Rasulullah, Ya Muqollibal Qulub, Tsabbit Qolbi ’Alaa Diinik. Wahai dzat yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkan aku pada agamamu. Semoga doa itu tidak lupa kita ucapkan.
Namun kajian seperti itu biasanya hanya terjadi di kampung-kampung, berbeda dengan di kampus. Peserta kajian kampus hampir 100% diisi oleh pemuda-pemuda, oleh karena itu terkadang pembahasannya beda dengan di kampung, akan tetapi jangan takut dengan mereka, yang diajari bukanlah sebuah ajaran baru seperti yang sedang digembar-gemborkan musuh dakwah. Materi kajian hanya menyesuaikan tempat. Ketika berada di ranah pemuda, maka yang dibahas tidak jauh-jauh dari pemuda, perubahan, leadership, dan sebagainya. Oleh karena itu terkadang kajian hanya membahas satu cerita sejarah salah satu sahabat nabi yang dapat membangkitkan kembali hamasah pemuda.
Ada si ahli lobbying Amr bin Ash, ada yang ahli berkilah pedang seperti khalid bin walid, bahkan ada yang sangat garang sehingga setan pun takut ketika dia sedang berjalan, dialah umar bin khattab. Tapi dia tetap lembut kepada saudara sesama mukmin. Lalu kita seperti apa? Kepada musuh-musuh dakwah bersahabat erat, namun dengan teman-teman seagama malah seperti tidak mengenal sama sekali, bahkan menganggap mereka sebagai musuh hanya karena berbeda ideologi, perbedaan fikrah, perbedaan pendapat atau bahkan hanya karena perbedaan mahdzab sampai-sampai mengkafirkan saudara sesama muslim.
Ah masih banyak sekali sirah-sirah yang perlu kita pelajari. Banyak sekali hadits yang terkadang ketika kita membacanya, sangat cocok sekali dengan kondisi kita, sehinnga kita mulai bersemangat untuk membaca serta mengamalkannya. Namun tidak jarang pula ternyata kita sedang merasa malas untuk mengamalkannya. Oleh karena itu kita membutuhkan yang namanya ukhuwah. Sebuah ikatan suci yang mengikatkan seseorang bukan karena satu darah, akan tetapi karena satu akidah serta satu dien, Islam.
Insya Allah kajian yang dihadiri tidak hanya dari golongan tua, namun juga golongan muda, akan membuat kita semua yakin bahwa agama ini akan kembali bangkit. Kebangkitan islam pada runtuhnya Konstantinopel tidak lah lepas dari peran pemuda, sang panglima perang yang membawa 250.000 tentara menuju jantung musuh islam itu ternyata masih berumur 23 tahun, namun didikan mulai kecil yang dia dapatkan akan membuat kita iri. Semenjak baligh, dia tidak pernah kehilangan hafalannya, tidak pernah mengkhatamkan Al-Quran lebih dari satu bulan, tidak pernah meninggalkan shalat malam, tidak pernah kehilangan shalat berjamaah, bahkan ada salah satu amalan dia yang tidak dimiliki 250.000 orang lainnya. Yah benar, itu adalah puasa Ayyamul bidh. Pemuda berumur 23 tahun ini tidak pernah meninggalkan puasa pertengahan bulan ini, puasa sunnah nabi adam ini dia istiqomahkan juga disamping amalan-amalan yang lain, lalu bagaimana dengan kita?
Sebuah pertanyaan besar, ingatkah kita pada umur yang sudah semakin tua yang menandakan bahwa masa kontrak kita di masa ketiga ini akan habis? Masa pertama kita lewati sebelum masuk ke kandungan ibu kita, masa kedua juga sudaj kita lewati ketika berada di perut ibu kita. Dan sekarang adalah masa ketiga, masa yang tidak dapat dianggap remeh, karena masa keempat yaitu masa kubur dan selanjutnya akan ditentukan oleh masa ketiga. Semoga dapat bermanfaat, ingatlah untuk selalu menjaga segumpal darah yang mana kalau segumpal darah itu baik, maka baiklah seluruh tubuh kita, begitu pula sebaliknya, semoga Qalbu kita ditetapkan di Agama ini.
Wallahu ’Alam
Izzur Rozabi Mumtaz
Malang, 23 Safar 1433
08:13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar