Kalau boleh saya memposisikan posisi seorang murabbi, posisinya itu hampir sama atau bahkan lebih dari seorang guru. Murabbi merupakan seorang guru yang sangat luar biasa. Beliau dapat mengerti keadaan kita, melatih kita untuk meningkatkan amal yaumi kita, memberikan semangat, serta mengajak kita untuk berkumpul sepekan sekali.
Seorang murabbi merupakan contoh untuk mad’unya. Murabbi saya pernah berkata seperti ini.
”Biasanya sifat seorang mad’u itu, tidak jauh-jauh dari sifat murabbinya”
Menjadi seorang murabbi yang baik? Ah tidak pantas saya menceritakan bagaimana cara menjadi seorang murabbi yang baik. Karena saya sendiri belum menjadi seorang murabbi yang baik. Namun persilahkan saya untuk membuat sebuah goresan tentang murabbi yang baik itu seperti apa.
Sebaik-baik murabbi yang patut untuk dicontoh adalah Rasulullah SAW. Selain menjadi seorang Bapak, suami, negarawan, pemimpin perang, imam shalat, nabi penutup para nabi dan yang lainnya. Beliau juga adalah seorang murabbi. Tidak hanya sekedar murabbi, beliau adalah murabbinya nurabbi. Di dalam lingkungan halaqah, Beliau mampu membuat mad’u-mad’u nya bersemangat untuk beribadah terus kepada Allah, berjihad, serta siap syahid dalam panggilan perang.
Karena dulu di jaman Rasulullah sudah ada kegiatan duduk bersama membuat sebuah lingkaran yang disebut halaqah. Dan Rasulullah sendiri yang menjadi murabbinya, maka dapat disimpulkan bahwa halaqah itu merupakan salah satu sunnah rasul.
Hal ini diabadikan di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dari Mu’awiyah,
”.. ketika beliau keluar tiba-tiba beliau dapati para sahabat duduk dalam lingkaran (halaqah). Beliau bertanya ’apakah yang memotivasi kalian duduk seperti ini?’. Mereka menjawab, ”kami duduk berdzikir dan memuji Allah atas hidayah yang Allah berikan sehingga kami memeluk islam”
Maka Rasululah bertanya, ”Demi Allah, kalian tidak duduk melainkan untuk itu?” mereka menjawab, ”Demi Allah, kami tidak duduk kecuali untuk itu”. Maka beliau bersabda, ”sesungguhya saya bertanya bukan karena ragu-ragu, melainkan karena jibril datang kepadaku memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di depan para malaikat
Sungguh indah halaqah itu. Kegiatan yang memotivasi kita untuk terus meningkatkan amal ibadah kita setiap hari hanya karena Allah, bukan untuk saling menunjukkan paling hebat. Kalaupun ada salah seorang rekan kita yang amalan hariannya selalu meningkat walaupun bertahap, itu ditujukan agar saudara kita yang lain termotivasi sehingga amalannya juga tiap hari bertambah. Murabbi saya dulu –sekarang tidak lagi- pernah berkata seperti ini,
”antum nanti kalau mempunyai binaan, doakan mereka agar dapat menjadi lebih baik daripada antum, itulah sebaik-baik guru, mentor ataupun murabbi. Jangan merasa diri yang paling benar serta pintar, mintalah selalu pendapat dari mereka, jangan hanya mengajukan pendapat antum terus-terusan. Berilah mereka kesempatan untuk membuka, menutup, memberi tausyah atau bahkan memberikan materi, lihatlah wajah mereka dengan serius ketika mereka menyampaikan pembukaan, tausyah ataupun materi, itu adalah salah satu taktik agar mereka merasa dihormati, ketika mereka salah, jangan langsung menyela mereka, tapi perbaiki dengan cara yang cerdik, misalnya dengan menambahkan materi sebelum antum menutup halaqah, denga cara seperti itu, binaan antum akan menghargai antum”
Kalau anda baru mendengar kata ini. Namun baru saja telah mengetahui beberapa keuntungannya, apa yang anda tunggu? Datangi mereka dengan senang hati. Perkenalkan diri anda, katakan pada mereka bahwa kalian ingin gabung dengan mereka. Tidak ada kata terlambat, yang ada hanyalah kata malas untuk memulai. Oleh karena itu, mulailah sebelum semua ini hanya menjadi cerita dongeng perjalanan hidup anda yang mengantarkan anda ke jalan seberang.
Terkadang kita sendiri yang malas mendatanginya, apalagi menjemputnya. Mulai saat ini, jemput lah pertemuan pekanan itu. Entah itu namanya mentoring, halaqah, liqo’at ataupun yang lain. Ah, indahnya kebersamaan bersama mereka dalam mengikuti pertemuan pekanan yang Allah banggakan di depan malaikat ini.
Wassalam
Izzur Rozabi
Malang, 29 Juli 2011
23:52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar