Kamis, 26 Januari 2012

Ini Palestinaku, mana paletinamu?


Pernahkah kalian mendengar nama Palestina?

Nama apa itu? Makanan? Minuman? Merk laptop? Wilayah? Kota? Atau sebagainya?

Palestina adalah sebuah negara yang mayoritas penduduknya islam. Namun mereka terpecah menjadi 2 golongan, yaitu hamas dan fatah. Yah dulu tanah suci para nabi ini sangatlah tenang sebelum datangnya kaum israel yang menjajah mereka. Bahkan sampai detik ini mereka masih berada di tanah suci para nabi itu. Bahkan Masjid Al-Aqsha, kiblat pertama ummat islam akan dirobohkannya.

Apakah masalah ini hanya mmilik mereka? TIDAK.. Masalah ini bukan hanya masalah milik bangsa palestina saja, namun masalah ummat islam seluruh dunia. Termasuk kita. Jadi sudah merasa aman kah kita ketika saudara kita dijajah. Ummat ini ibarat sebuah tubuh, apabila ada salah satu tubuh kita yang tersakiti, maka akan membuat bagian tubuh yang lain merasakannya.

Pernahkah kita tahu bagaimana kehidupan rakyat palestina yang sedang dijajah itu ketika bulan puasa?

Ketika jaman Nabi Muhammad SAW ketika bulan puasa yang dipenuhi dengan peperangan. Banyak peperangan yang dilalui ketika bulan suci ini datang, namun bagaimana lagi, orang islam waktu itu sudah kuat imannya. Jadi disuruh berperang walaupun dalam keadaan berat, tetap mereka jalani.

Aku mendapatkan sedikit cerita dari seorang ustad yang pernah bertemu dengan langsung dengan pimpinan hamas di palestina.

Pimpinan hamas itu berkata (ditranslate ke dalam bahasa indonesia ya)

”Ketika bulan suci Ramadhan tiba, kami tidak dapat beribadah dengan tenang. Kami harus beribadah di bawah tekanan kaum israel.”

”Oleh karena itu kami membuat pasukan bayangan.”

” Pasukan ini hanya kelihatan mata, hidung serta mulutnya”

”Pasukan bayangan ini berfungsi untuk mengamankan masjid-masjid tiap malam agar rakyat palestina dapat beribadah shalat tarawih dengan aman.”

”Pasukan itu juga berjaga di waktu dini hari agar rakyat palestina bisa melaksanakan sahur dengan tenang.”

”Bahkan kami juga masih menempatkan pasukan itu di masjid ketika fajar agar rakyat palestina dapat melaksanakan shalat subuh dengan khusyu’.”

”Tidak ada orang yang tahu siapa orang-orang dibalik topeng itu. Karena setiap orang yang mengajak mereka berbicara, mereka tidak menjawab.”

Seikhlas itulah mereka, bekerja dengan sepenuh hati dengan mengharap ridho Allah tanpa ingin diketahui siapa dibalik topeng itu.  Bahkan ketika kedua orang tua mereka kebanyakan tidak mengetahui anaknya menjadi pasukan bayangan. Tahu-tahu anaknya berangkat dan pulang tanpa mengetahui dengan pasti apa yang sedang mereka kerjakan. Apakah kita sudah merasa tenang ketika saudara kita disakiti?

Sedikit menghargai mereka, Saya merasa bangga ketika saya mengenakan jaket sporty yang terdapat emblem dengan tulisan ”freedom for palestine” di lengan kiri, serta ”boycott zionis” di dada.

Terkait dengan catatan ”ini cita-citaku, mana cita-citamu?” aku juga bercita –cita agar dapat membuat sebuah catatan dengan akhir seperti ini

Wassalam
Izzur Rozabi
Palestine, 27 Rajab xxxx

Berapa tahun lagi ya? Mungkin setelah atau ketika cita-citaku sebelumnya tercapai. Sebagai saudara seiman, alangkah baiknya jika kita tidak kalah dengan relawan-relawan barat yang notabene tidak mempunyai kesamaan agama dengan rakyat palestina namun bersedia dengan susah payah mengumpulkan sumbangan agar dapat membantu rakyat palestina.



Wassalam
Izzu Rozabi Mumtaz
Malang, 26 Juli 2011
09:44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar