Dakwah membutuhkan banyak sekali ruang untuk menyampaikan maksud yang dituju. Dulu berdakwah dengan cara-cara yang kurang maju karena teknologi masih terbatas dibandingkan dengan sekarang. Namun dakwah di jaman dahulu lebih mantap dan mengena dibandingkan dengan sekarang, ada apa dengan dakwah? Kenapa hal tersebut bisa terjadi, semakin banyak saja musuh-musuh dakwah yang berkeliaran, bahkan yang sebenarnya menjadi kawan, namun karena kepentingan tertentu seperti kekuasaan atau bahkan uang, maka dapat menjadi musuh.
Wahai ikhwah, ketahuilah bahwasanya musuh dakwah bukanlah saudara sesama muslim, akan tetapi kaum-kaum kafir yang ingin merusak akidah islam lah musuh nyata kita bersama, kaum nasrani yang ingin memasukkan orang-orang Islam ke agama mereka lah sebenarnya musuh kita semua, padahal orang-orang nasrani tersebut tahu bahwa islam itu adalah sebuah agama, kita bukan orang atheis yang tidak mengenal tuhan, namun tetap saja kristenisasi di Indonesia atau bahkan di belahan bumi yang lain masih tetap saja berembus.
Orang muslim yang kurang pengetahuannya tentang islam atau bahkan akidahnya masih melum mumpuni, gampang saja terpengaruh oleh pengaruh kristenisasi. Kristenisasi di Indonesia sebenarnya sudah dari dulu masuk ke Indonesia, masih ingatkah dengan semboyan kolonal penjajah dengan nama 3G? Salah satu dari G tersebut adalah upaya untuk menyebarkan agama, agama apakah itu? Jelas sekali itu adalah agama kristen. Kenapa mereka sampai saat ini masih berkembang? Karena pada jaman dulu mereka mendapat bekingan dari pemerintah konial, sehinggga mereka dapat berkembang pesat, bahkan ketika pejajahan berakhir, mereka masih tetap saja menyebarkan Gospel ini.
Miris sekali kalau kita hanya terfokus pada musuh yang sebenarnya adalah saudara kita sendiri, berbalik ke dalam sejarah kita. Setelah Indonesia soekarno membacakan proklamasi, Indonesia yang sebenarnya belum merdeka sepenuhnya memiliki banyak pekerjaan bangsa yang harus dikerjakan, salah satunya adalah menumpas budaya-budaya kristenisasi. Ah, ternyata tidak hanya itu saja, masih ada komunisasi yang masih bergema di telinga masyarakat Indonesia.
Wallahu ’Alam
Izzur Rozabi Mumtaz
Malang, 21 Safar 1433
21:23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar