Kamis, 26 Januari 2012

INI KARYA TULISKU, MANA KARYA TULISMU?



Bagaimana jadinya jika kita menggabungkan antara karya tulis dengan Al-Qur’an? Apa hubungannya Al-Qur’an dengan karya tulis? Memangnya ada? Ah Cuma mengada-ada saja mungkin. Mungkin ada yang berfikiran ini tidak terlalu penting. Tapi semoga ini akan menjadi penting bagi kita yang berfikir.

”Akhi, Al-Qur’an itu obat dari segala obat”, terang salah seorang al-akh. Kata-kata itu sangat kubenarkan. Bagaimana tidak, setiap kali mengalami kesulitan, selalu ada Al-Qur’an yang siap mengobati. Contohnya ketika saya ingin buru-buru nikah, Al-Qur’an malah menyuruh untuk segera melaksanakannya.

”Dan nikahkanlah orang-orang yang msih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas Pemberiannya, Maha Mengetahui.”(Q.S An-Nuur:32)

Namun masih ada ayat selanjutnya yang membuatku sedikit menyerah untuk menunaikan setengah dienku sembari kuliah.

”Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian dirinya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya...” (Q.S An-Nuur:33)

Sudah cukup pagi ini saya membahas tentang nikah. Sekarang saatnya saya kembali membahas tentang karya tulis.

Membuat sesuatu yang kita tidak tahu maksud serta caranya hanya akan membuat kita kesusahan untuk merangkainya. Ibarat ketika kita mengerjakan soal matematika, namun kita tidak mengetahui rumus yang digunakan. Hal itu juga sama ketika kita membuat sebuah karya tulis. Kalau kita tidak tahu cara-cara menyusun rangkaiannya, hanya akan membuat kita mengerjakannya dengan asal tanpa ada output yang jelas.

Ternyata membuat karya tulis itu sangatlah mudah. Yuk kita tengok surat cinta dari Allah. Ketika saya sedang mencoba membaca arti dari surat yang terkandung di dalam juz ’Amma. saya menemukan sebuah surat cinta yang menjelaskan tentang kiamat. Yap Al-Qari’ah tepatnya. Untuk yang punya terjemahannya, mohon dibaca lagi artinya. Kalau yang tidak punya terjemahan, nih saya tulisin. Tapi untuk yang tidak terjemahan, saya sarankan untuk membelinya. Hehe. Emang bisa mengerti surat cinta yang memakai bahasa yang kita saja tidak mengerti?

”Hari kiamat, Apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apa hari kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan, dan gunung-gunung seerti bulu yang dihambur-hamburkan. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka hawiyah. Dan tahukah kamu apa neraka hawiyah itu? (yaitu) api yang sangat panas” (Q.S Al-Qari’ah : 1-11)

Sudahkah ada yang bisa mengambil pelajaran dari surat ini? Alhamdulillah kalau sudah ada yang bisa memahami. Kalau ada yang masih bingung, saya hanya bisa mengatakan. Alhamdulillah juga. Kebingungan itu tandanya sedang berusaha memahami.

Kalau saya menangkap dari ayat itu, saya bisa menyimpulkan bahwa isi dari karya tulis itu serperti ini.

  1. Jelasin dulu apa yang akan kita bahas. Misalnya membahas batik, jelasin apa batik itu. Batik itu merupakan kebudayaan khas Indonesia sejak dulu kala.


  1. Setelah itu juga jelasin tentang kelebihan batik. Misalnya batik itu sangatlah mudah dicari, terus harganya terjangkau dan sebagainya.


  1. Setelah mempunyai info tentang kelebihan batik, carilah kekurangannya untuk membuat suatu rumusan masalah agar karya tulis dapat dibuat dilihat dari berbagai sudut pandang. Contohnya batik saat ini terkesan monoton, sehingga pemuda kurang terlalu minat untuk memakainya.


  1. Langkah selanjutnya adalah menjelaskan bahaya dari kekurangan itu. Dari sana kita bisa tau tentang masalah-masalah batik. Misalnya kalau pemuda saat ini kurang mencintai batik, maka akan mengakibatkan kurangnya identitas nasionalisme terhadap bangsa.


  1. Selayaknya banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang lain yang memberikan solusi dari bahaya-bahaya neraka, maka di ujung karya kita, berilah solusi dari masalah-masalah yang terbentuk.

Wallahu’alam.


Wassalam
Izzur Rozabi
Pasuruan, 21 Juli 2011
07:21

Tidak ada komentar:

Posting Komentar