Kamis, 26 Januari 2012

The Highest Dien


Dien ini adalah setinggi-tinggi dien, tidak akan ada yang mampu menandingi dien ini. Yah, dien yang sudah masuk ke Indonesia sejak lama ini mampu sedikit demi sedikit merubah kebudayaan Indonesia yang kebanyakan atheis kala itu, dengan masuknya dien ini, orang-orang berbondong-bondong untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Namun tidak banyak yang mengucapkan syahadat lalu secara menyeluruh masuk kedalam dien ini, hanya sebatas muslim saja. Hanya sedikit yang bertingkat mukmin. Apa bedanya muslim dan mukmin? Sangat beda sekali, itulah kenapa di surat Al-hujurah ayat 10 disebutkan bahwasanya setiap mukmin itu bersaudara, bukan setiap muslim bersaudara, cobalah pikirkan kenapa Allah berfirman seperti itu.
Sangat mengherankan kalau banyak yang mengaku muslim, tapi mereka sendiri phobia terhadap islam, seakan-akan islam itu adalah ancaman. Islam diidentikkan dengan jihad, jihad diidentikkan dengan yang berbau kekerasan, seperti halnya bom bunuh diri. Sangat sempit sekali kalua pemikirannya hanya sebatas itu saja. Sungguh islam bukan seperti itu, islam adalah agama paling lembut. Namun ketika harga diri dirampas, yah islam bisa keras juga loh. Namun kerasnya islam digunakan untuk menjaga diri. Bayangkan kalau dulu ketika jamannya Rasulullah, ketika ummat-ummat kafir menyerang, namun Rasulullah hanya berdiam diri saja, tanpa melakukan perlawanan? Mungkinkah dien ini akan bertahan sampai sekarang? Sudah 1433 lebih dien ini lahir, namun kemurniannya tetap terjaga. Hal ini disebabkan oleh paerawatnya, yah Allah sendiri yang merawat dien ini, layaknyak kakbah yang sering disebut sebagai rumah Allah.
Ketika pasukan gajah dari yaman menyerang kakbah, yang ada disana adalah kakek Rasulullah, yaitu Abdul Mutholib. Pasukan Abraham menyandera unta-untanya sebagai tawanan, lalu Abdul Mutholib melakukan lobbying politik dengan pemimpin pasukan,
“Kembalikan unta-untaku”
“Jadi kamu lebih memilih unta-untamu daripada menyelamatkan kakbah, dasar orang yang tidak tahu diri”
”Unta ini adalah kewajibanku untuk menjaga, sementara kakbah ini memiliki pemilik yang akan menjaga kakbah ini, dia lah Allah”
Lalu pasukan abraham pun berlalu, sampai akhirnya benar saja apa yang dikatakan oleh Abdul Mutholib bahwasanya Allah sendiri yang akan menjaga kakbah ini. Pasukan Abraham dijatuhi batu-batuan kecil yang diambil dari neraka, dan kisah pemusnahan tersebut diabadikan dalam surata Cinta Abadi yang tidak akan ada yang sanggup untuk merubahnya, karena Surat Cinta itu dijaga oleh Allah juga, bahkan tidak akan ada yang sanggup menandingi Al-Quran, Allah pun sampai menantang orang-orang sombong yang mengatakan bahwa Al-Quran tidak lain hanyalah dongeng belaka. Celakalah mereka.
Kembali ke Indonesia, perjalanan jauh Rasulullah dari dulu tidak terlalu dihargai di Indonesia. Coba cek saja, berapa ummat muslim yang mengenal Rasulullah dengan benar-benar? Berapa persen dari 200 juta lebih penduduk ini yang benar-benar mengenal islam? Alih-alih mengenal islam, mereka malah takut dengan yang namanya islam seperti yang saya katakan diatas tadi. Kenapa takut dengan dien yang sangat sempurna ini? Dien yang membawa surat Cinta Abadi yang semua permasalahan dapat dipecahkan di dalamnya, bahkan cara membuat sup pun dijelaskan di dalam surat cinta ini
Alkisah ada sebuah cerita tentang seorang yahudi mendatangi seorang ulama yang sedang makan sup di sebuah warung kecil di pinggir jalan. Yahudi yang sudah terbiasa dengan keisengannya, menanyakan hal-hal yang aneh kepada ulama tersebut,
”Wahai orang muslim, aku dengar kitab sucimu menyentuh seluruh aspek kehidupan.”
”Benar”
”Segala yang dibutuhkan di dunia ini ada di dalam kitabmu?”
”Benar”
”Kalau begitu apakah ada di dalam kitabmu cara membuat sup?”
”Ada”
”Mana?”
Lalu ulama tersebut membacakan sebuah ayat yang isinya ”kalau kamu tidak tahu, maka tanyakanlah pada ahlinya.” Dipanggillah juru masak di warung tersebut, lalu ulama tersebut menanyakan resep dari sup yang sedang ia makan.
Setelah dijelaskan dengan logika dan praktek seperti itu, si yahudi kagum, lalu mengucapkan dua kalimat syahadat dan rela menerima islam sebagai agamanya. Seperti itulah islam, lalu apa yang ditakutkan. Islam itu mudah kok, asal kita mau mengerti resep dan mempunyai tekad yang kuat untuk mempelajarinya. Kebanyakan dari mereka yang ingin berubah secara menyeluruh hanya musiman saja, yah ketika musim ujian, ketika musim mencari kerja, atau bahkan ketika musim pemira atau pemilwa.
Akh. Ukh. Akhi. Ukhti. Ikhwa. Akhwat. Ukhuwah. Ah bahasa apalagi itu? Bahasa arab ya? Kalau iya memang kenapa? Masih phobia dengan islam? Tidak usah terlalu phobia dengan dien yang sempurna ini. Banyak sekali bahasa arab yang digunakan untuk penyempurnaan dalam bahasa indonesia. Contoh simple nya adalah kursi. Pernah tahu yang namanya ayat kursi? Tuh kan, sama. Kita sering mendengar penggunaan kata kursi dibandingkan kata bangku.
”Partai x mendapatkan 10 kursi di DPR”
Kenapa tidak menggunakan kata bangku saja biar asli Indonesia? Sekali lagi, islam ini agama yang sangat sempurna. Bahkan memakai bahasa yang mudah untuk dipahami pula.
Dien ini dibawa oleh Rasulullah ini merupakan dien untuk seluruh ummat di dunia, tidak hanya terrpatok pada dunia arab saja. Namun tidak sedikit dari pemikiran2-pemikiran pendek yang mengatakan bahwa islam ini adalah agama import, import dari negara timur tengah yang sengaja dibawa oleh pedagang-pedagang arab.
Sejarah Indonesia sekarang ini sudah mulai terputar balikkan dengan faktanya, banyak yang tidak sesuai dengan realita yang ada. Sebenarnya tidak hanya sejarah Indonesia atau sejarah islam di Indonesia saja yang diputarbalikkan faktanya. Kita tengok seorang sultan muda yang berhasil menakhlukkan kota yang menjadi hadits Rasulullah, namun tidak ada yang sanggup untuk menakhlukkan kota itu, kalaupun ada yang sanggup, namun ternyata takdir Allah berkata lain, sehingga sampai kelahirannya, kota itu masih tetap tetap dalam targetan penakhlukan, kota itu adalah Konstantinopel. Sebuah kota yang dapat membuka akses ke Eropa, kota kecil yang menjadi jantung bagi musuh islam kala itu, namun dengan segala tipu daya dari kaum kristiani sehingga sejarah itu diputar balikkan. Yang sebenarnya muhammad Al-Fatih ini tidak pernah menyiksa tawanannya, dirubah menjadi sosok yang garang sehingga setiap tawanannya dibantai dengan cara yang keji, dan masih banyak lagi fakta-fakta yang dibalik oleh kaum kristiani. Berputar balik lagi ke Indonesia, banyak sekali sejarah yang disembunyikan bahkan diputar-balikkan faktanya. Sehingga ketika kita masih SD, SMP, atau bahkan SMA, banyak sekali didoktrin dengan sejarah-sejarah Indonesia yang kurang cocok tersebut.

Wallahu A’lam
Izzur Rozabi Mumtaz
Malang, 22 safar 1433
21:38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar