Ada yang bilang kalau saya itu terlalu menurut dengan apa yang dikatakan murabbi saya, bagaimana tidak mau menurut, semua pendapatnya baik, semua yang diperintahkannya baik-baik. Baikkah ketika dia menyuruh saya melaksanakan shalat jamaah lima waktu? Sangat baik, yang tidak baik itu ketika dia meyuruh saya melaksanakan jamaah shalat wajib enam waktu. Baikkah menurut anda ketika dia berkata, ”berbuat baiklah kepada orang tua”, sangat baik bahkan Allah sendiri menyuruh kita untuk melakukannya melalui ayat-ayat cinta-Nya. Sungguh saya tidak tahu apa yang ada di fikiran orang-orang yang menjelek-jelekkan pertemuan ini.
Bahkan sempat tersiar kabar bahwa saya sedang mengikuti islam garis keras. Kalau ada islam garis keras, berarti ada yang garis bengkong, garis lonjong, atau bahkan islam garis lunak. Mohon maaf, islam itu satu. Tidak ada yang seperti itu. Kalaupun ada yang membuat bom, itu orang islamnya, bukan islamnya. Kalau ada yang menajiskan orang islam yang bukan golongannya, berarti yang bermasalah itu adalah organisasinya, bukan islamnya. Islam itu sunnguh Rahmat bagi seluruh alam.
Sungguh lucu jika ada orang islam mengatakan saudaranya yang tidak mau berjabat tangan dengan saudara lainnya yang bukan mahramnya sudah dikatakan islam garis keras. Saudaranya yang menggunakan celana diatas mata kaki dikatakan mengikuti ajaran sesat. ”Ah, surga masih jauh” seperti yang tergambar di dalam buku Dalam dekapan ukhuwah karya Salim A. Fillah. Sepertinya saudara kita yang mengatakan seperti itu membutuhkan suatu pelajaran yang lebih tentang ilmu islam. Sekarang bagaimana cara kita untuk mengislamkan orang islam yang fikirannya sudah terpengaruhi pemikiran-pemikiran liberal. Pikiran-pikiran bebas. Disangkanya surga miliknya semata.
Saya sungguh heran dengan orang liberal, bagaimana bisa mereka membolehkan mencopot krudung mereka ketika mereka sudah mempunyai suami dengan alasan krudung hanyalah sebagai guard –pelindung-, sekarang kan mereka sudah punya pelindung, yaitu suami mereka sendiri, Na’udzu billah. Sungguh jilbab itu memang sebagai pelindung, tapi satu hal yang mereka tidak terapkan, yaitu jilbab sebagai pelindung sekalipun mereka mempunyai guard. Allah sendiri berfirman kepada mereka yang sudah mempunyai suami di dalam sebuah ayat di Al-Qur’an yang isinya seperti ini, ”Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ’hendaklah mereka menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak akan diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, maha Penyayang.” (Q.S Al-Ahzab : 59)
Sudahkah mereka berfikir tentang itu? Masih banyak permasalahan-permasalahan agama yang dianggap gampang. Memang islam itu mudah, tidak perlu dipersulit, namun satu kata yang terlewat dari mereka, yaitu jangan memudah-mudahkan agama.
Ketika jaman rasulullah pernah ada yang menghadap rasulullah,
”Ya Rasulullah, saya telah melakukan hubungan suami istri dengan istri saya ketika sedang berpuasa di bulan ramadhan, apa yang harus saya lakukan?”
”bersedekahlah dengan seekor unta”
”Ya Rasulullah, saya ini miskin.”
”bersedekahah dengan emas”
”Ya Rasulullah, uang untuk membeli makan saja terbatas”
”carilah orang termiskin di negeri ini, berilah dia makanan untuk berbuka”
”Ya Rasulullah, lah wong saya ini orang termiskin di negeri ini”
”kalau begitu berbukalah”
Sungguh mudah kan islam itu? Namun sekarang ini banyak yang memudah-mudahkan dengan berdasarkan pengertian-pengertian mereka sendiri. Jangan sampai nanti karena islam itu mudah, jadi shalat wajib digabung menjadi satu dalam satu waktu. Memang ketika kita melakukan perjalanan dengan hambatan susah melaksanakan shalat, maka memang dapat di qasar, namun ketika tidak ada hambatan kenapa digabung? Apalagi dijadikan dalam satu waktu. Sungguh Rasulullah tidak mengajarkan demikian. Liberal itu memang ada, namun jangan mau islam kita diliberalkan!!
Pernahkah anda mendengar pertanyaan seperti ini, ”Kamu ngapain puasa kalau hanya menunggu bulan ramadhan saja?”, tidak ada tanggapan serius tentang pertanyaan itu, karena pertanyaan seperti itu hanya dapat dijawab denan menggunakan logika, ”kamu masak kalah sama ulat? Ketika waktunya tiba, dia berpuasa untuk berubah menjadi kupu-kupu yang diidam-idamkan orang. Kenapa seperti itu? Karena ulat tadi tidak mau mati dalam keadaan hina, dalam keadaan dimana stiap orang menggunjingnya. Kamu mau kalah sama ular? Ular saja setiap beberapa bulan sekali mengadakan acara berpuasa untuk mengubah kulitnya. Lihatlah, hewan berbisa saja mau melaksanakan puasa!!”
Wassalam
Izzur Rozabi
Pasuruan, 1 Agustus 2011
06:05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar